PART 3 - KOTA METROPOLITAN
Dari apa yang telah kita ketahui tentang peradaban di Kota
Cordoba, tidak aneh kalau kota ini di pertengahan abad keempat Hijriyah
atau abad sepuluh Masihi telah menjadi kota metropolitan
yang bisa disandingkan dengan kota-kota moden di
milenium ke-3. Bagaimana tidak, sekolah-sekolah
di sana tumbuh subur,
memberikan pendidikan bagi masyarakatnya, perpustakaan-perpustakaan baik yang bersifat khusus mahupun
umum ada di setiap penjuru kota, sehingga Cordoba menjadi kota yang paling banyak koleksi bukunya dan menjadi pusat kebudayaan dan berbagai macam ilmu pengatahuan. Orang-orang miskin juga
tidak terhalang untuk menikmati pendidikan di sekolah-sekolah mahal
milik pemerintah. Oleh karena itu, konon
tidak ada penduduk yang tidak bisa membaca dan menulis di kota ini (al-Maktaba fi al- Islam, Hal. 99). Keadaan ini terjadi bersamaan dengan kaum elit
bangsa Eropah masih buta baca-tulis, kecuali
beberapa tokoh agama.
Layak untuk disebutkan bahawa kebangkitan peradaban ilmiah di Kota Cordoba pada saat itu disertai dengan kebangkitan administrasi dan perkantoran, iaitu
melalui beberapa lembaga dan sistem-sistem
hukum yang berlaku, seperti kepemimpinan dan kementerian. Sistem
pengadilan, undang-undang jenayah, Hisbah (polisi
syariah), dan lembanga-lembaga lainnya juga
mengalami kebangkitan.
Bidang perindustrian mengalami perkembangan yang pesat dan banyak industri yang masyhur, seperti industri kulit,
industri perkapalan, industri alat-alat
pertanian, industri ubat-ubatan, begitu juga industri emas, perak, dan tembaga (Shubh al-A’sya, 5:218).
Keistimewaan Kota Cordoba yang
lainnya -sebagaimana disebutkan Yaqut dalam Mu’jam
al-Buldan- adalah pasar-pasarnya
yang memiliki barang-barang dan komoditi yang lengkap.
Dan masing-masing daerah memiliki pasar yang khusus (Nafh ath-Thib min Ghushn al-Andalus ar-Rabith,
1:558).
Dari uraian yang disampaikan al-Muqri dalam Nafh ath-Thib
min Ghushn al-Andalus ar-Rabith, dapat
diketahui data-data
pembangunan Cordoba
adalah sebagai berikut:
- Masjid-masjid Kota Cordoba pada
masa Abdurrahman ad-Dakhil mencapai 490 masjid, kemudian setelah itu bertambah menjadi 3.837
masjid.
- Rumah
rakyat mencapai 213.077 buah rumah, dengan perumahan elit sebanyak
60.300 buah.
- Pertokoan dan sejenisnya mencapai 80.455 buah. Pemandian umum mencapai
900 tempat. Dan lapangan umum mencapai 28
lapangan.
Taman Alcazar di
Cordoba: alqazar dari bahasa Arab al-qashru yang bererti Istana
|
Salah satu sisi Alcazar
di Cordoba
|
Angka-angka
tersebut bisa bertambah dan bisa kurang,
sesuai dengan keadaan politik semasa dan perbezaan
dari riwayat dari para sejarawan. Akan
tetapi, perbezaan tersebut adalah perbezaan atas sejauh mana kemegahan, kebesaran, dan keindahan pembangunan, bukan perbezaan tentang esensi dan kewujudanya.
Jumlah penduduk Cordoba pada
masa daulah
Islam adalah sekitar 500 ribu penduduk namun jumlah penduduknya saat ini hanya 310
penduduk (http://ar.wikipedia.org).
Sumber:
Madza Qaddamal Muslimuna lil ‘Alam Ishamatu al-Muslimin fi al-Hadharah
al-Insaniyah oleh Raghib as-Sirjani
Artikel KisahMuslim.com
No comments:
Post a Comment