Saturday, September 06, 2014

Sejarah Peradaban Islam Di Kota Cordoba Part 2


PART 2 - PERADABAN DI CORDOBA

 
2. Beberapa Fenomena Peradaban di Cordoba

Berikut adalah beberapa bangunan yang menunjukkan kemajuan peradaban di Andalusia terutama di Kota Cordoba. Dari sini kita dapat mengetahui sumbangan-sumbangan Islam dalam perjalanan sejarah manusia.

Jambatan Cordoba

Termasuk salah satu keistimewaan Cordoba adalah Jambatan Cordoba yang terleletak di sungai al-Wadi al-Kabir. Jambatan ini dikenali dengan nama al-Jisr dan Qantharah ad-Dahr. Panjangnya sekitar 400m, lebar 40m, dan tingginya 30m.

Jambatan Cordoba

 Ibnu al-Wardi dan al-Idrisi memberikan kesaksian bahwa jambatan tersebut melebihi jambatan-jambatan yang lain dari segi kemegahan bangunan dan kecanggihannya (Kharidah al-Aja’ib wa Faridah al-Ghara-ib, Hal. 12).

Jambatan yang menakjubkan tersebut dibangunkan pada permulaan abad kedua Hijriyah tahun 101H, atau sejak 14 abad yang lalu. Jambatan ini dibangun oleh Gabenor Andalusia, as-Samh bin Malik al-Khaulani di masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Ertinya, jambatan ini dibangun pada saat manusia belum mengenal sarana transportasi kecuali binatang; keldai, unta, bighal, dan kuda. Dan ketika itu, sarana-sarana pembangunan belum secanggih saat ini. Hal inilah yang menjadikan jambatan tersebut salah satu kebanggaan peradaban Islam.

Masjid Cordoba

Masjid Raya Cordoba

Masjid Jami’ Cordoba merupakan salah satu unsur peradaban Cordoba yang sangat penting dan masih tetap bertahan hingga sekarang. Masjid tersebut dalam bahasa Sepanyol disebut Mezquita, yang diambil dari kata masjid. Masjid ini adalah masjid yang paling masyhur di Andalusia, bahkan di seluruh Eropah. Namun, sekarang masjid ini dijadikan sebagai katedral. Masjid ini mulai dibangun Abdurrahman ad-Dakhil tahun 170 H/786 M., kemudian diteruskan oleh putranya Hisyam dan khalifah-khalifah setelahnya. Setiap khalifah memberikan sesuatu yang baru kepada masjid tersebut, dengan memperluas dan memperindahnya agar menjadi masjid yang paling indah di Cordoba dan masjid terbesar di dunia saat itu.

Penulis kitab ar-Raudh al-Mi’thar mengatakan,
“Di Kota Cordoba ini teradapat sebuah masjid yang sangat terkenal dan sering disebut-sebut. Masjid itu adalah masjid terbesar di dunia, luas, dengan teknik pembangunan yang moden, bentuk yang indah, dan bangunan yang sempurna.”

Para khalifah memberikan perhatian yang besar terhadap Masjid Cordoba ini. Mereka memberikan tambahan demi tambahan, penyempurnaan demi penyempurnaan hingga mencapai tingkat yang sempurna, bangunan yang membuat ramai yang berasa kagum, dan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Tidak ada masjid kaum muslimin yang menyerupai masjid ini dari segi keindahan, luas, dan besarnya. Separuh masjid dibuat beratap dan separuhnya lagi tidak. Jumlah lengkungan bangunan yang beratap ada empat belas. Ada 1000 tiang, baik tiang yang besar ataupun kecil. Ada 113 sumber penerangan, penerangan yang terbesar terdapat 1000 lampu dan yang paling kecil memuat 12 lampu.

Tiang-tiang dan lengku-lengkung di dalam Masjid Cordoba

Seluruh kayunya berasal dari pohon cemara Thurthusy. Besar pasaknya satu jengkal dan panjangnya 30 jengkal, antara satu pasak dengan pasak yang lain dipasang pasak yang besar. Di atapnya terdapat bermacam-macam seni ukir yang antara satu dengan yang lain tidak sama. Susunannya dibuat sebaik mungkin dan warna-warnanya terdiri dari warna merah, putih, biru, hijau, dan hitam celak. Arsitektur dan warna-warni itu menyenangkan mata dan menarik hati. Keluasan setiap penyusunan atap adalah 33 jengkal. Jarak antara satu tiang dengan tiang yang lain lima belas hasta, dan masing-masing tiang bahagian atas dan bawahnya dibuat dari batu marmer pualam.


Mihrab Masjid Cordoba yang masih berhiaskan kaligrafi Alquran

Masjid ini mempunyai mihrab yang sangat indah, dihiasi ukiran-ukiran dengan teknik yang sempurna, dan terdapat mozaik yang dilapisi emas. Hal ini sampai membuat pemimpin Konstantinopel mengirim utusan kepada Abdurrahman an-Nashir Lidinillah. Di dua arah mihrab ada empat tiang, dua tiang berwarna hijau dan dua lagi berwarna violet kehijau-hijauan. Di bahaagian hujung dipasangi lapisan
marmar yang dihias dengan emas, lazuardi, dan warna-warna lainnya. Di sebelah mihrab terdapat mimbar yang keindahannya tidak ada yang menandinginya; kayunya adalah kayu ebony, box, dan kayu untuk wewangian. Kononnya, mihrab tersebut dibuat selama tujuh tahun dan dikerjakan oleh tujuh orang ahli, selain tukang pembantu.

Di sebelah Utara mihrab terdapat gudang yang di dalamnya terdapat beberapa wadah yang diperbuat dari emas, perak, dan besi. Semuanya untuk tempat nyalaan lampu pada setiap malam ke-27 bulan Ramadhan. Di gudang ini juga teradapat mushaf besar yang hanya dapat diangkat oleh dua orang, dan juga terdapat mushaf Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu yang beliau tulis dengan tangannya sendiri. Mushaf ini dikeluarkan setiap pagi oleh para penjaga masjid. Mushaf ditempatkan di atas kursi dan imam membaca separuh hizb darinya, kemudian dikembalikan ke tempatnya semula.
Di sebelah kanan mihrab dan mimbar adalah pintu yang menuju ke istana, terletak di antara dua dinding masjid yang berupa lorong yang beratap. Di lorong ini mempunya lapan buah pintu; empat pintu dari arah istana tertutup dan empat pintu dari arah masjid juga tertutup. Sedangkan masjid ini memiliki 20 pintu yang dilapisi dengan tembaga. Setiap pintu memiliki dua gagang pintu yang indah. Daun pintu dihiasai dengan beberapa butiran yang terbuat dari bata merah yang ditumbuk dengan berbagai macam hiasan yang lain.

Dalam setiap bahagian dari empat arah lingkaran menara terdapat dua buah lengkungan yang dibuat batu marmar. Di samping itu, menara juga ada ruang yang memiliki empat pintu tertutup. Ruang ini digunakan tempat tidur oleh dua muadzin setiap malam. Di atas ruang terdapat tiga wadah minyak yang terbuat dari emas dan dua wadah lainnya terbuat dari perak dan daun tumbuhan lili.

Secara keseluruhan, para petugas masjid berjumlah enam puluh orang. Dan mereka dipimpin oleh satu orang yang mengawasi kerja mereka (ar-Raudh al-Mi’thar fi Khabar al-Aqthar, 1/456-457). Keterangan yang hampir sama juga diberikan oleh Ibnu al-Wardi dalam kitabnya Kharidhah al-Aja’ib wa Faridah al-Ghara’ib.

Halaman Masjid Cordoba dipenuhi dengan tanaman jeruk dan delima agar buah-buahnya dapat dimakan orang-orang yang lapar dan para musafir yang datang ke kota Cordoba.

Namun, hal yang menyedihkan dan membuat air mata berlinang, masjid yang megah ini telah diubah menjadi katedral sejak jatuhnya Andalusia dari tangan kaum muslimin. Masjid ini kemudian berada di bawah pengawasan gereja, walaupun begitu, namanya tetap diabadikan. Menaranya yang tinggi menjulang dan megah telah berubah menjadi tempat lonceng kebaktian gereja untuk menyembunyikan karakter Islamnya. Adapun dinding-dindingnya masih dipenuhi dengan ukiran ayat-ayat Alquran yang mencitrakan daya artistik yang tinggi. Masjid ini sekarang menjadi salah satu bahagian dari tempat sejarah yang paling masyhur di dunia.

Menara masjid yang sudah ditambahi lonceng-lonceng katedral

Universiti Cordoba


Peranan Masjid Cordoba tidak hanya sebagai tempat ibadah, namun masjid ini juga berfungsi sebagai universiti, bahkan salah satu yang paling masyhur di dunia dan markas ilmu di Eropah. Dari universiti ini, ilmu-ilmu Arab ditransfer ke Eropah selama berabad-abad. Segala cabang ilmu diajarkan di sini dan para pengajarnya merupakan orang-orang yang sangat kompeten di bidangnya. Para pencari ilmu datang ke unversiti ini, baik dari Timur mahupun dari Barat. Para pengajar dan dosen diberi imbalan dengan gaji yang layak agar mereka fokus mengabdikan diri untuk mengajar dan menulis dengan baik. Para siswa juga diberi wang saku secara khusus, dan orang-orang yang tidak mampu diberikan biasiswa dan bantuan.


 Itulah yang memperkaya khazanah ilmiah secara signifikan di Cordoba pada saat itu. Dan Cordoba mampu melahirkan ilmuan-ilmuan yang mengabdi kepada Islam dan kaum muslimin secara khusus dan dunia secara umum. Tidak hanya di bidang ilmu tertentu, akan tetapi juga di berbagai disiplin ilmu. Di antara mereka adalah az-Zahrawi (325 – 404 H / 936 – 1013 M), seorang ahli bedah yang paling masyhur, doktor, dan ahli farmasi, dan pembuatannya. Ada juga Ibnu Bajah, Muhammad al-Ghafiqi, Ibnu Abdil Bar, Ibnu Rusy, al-Idrisi, Abu Bakar Yahya bin Sa’dun bin Tamam al-Azdi, Qadhi al-Qurthubi an Nahwi, al-Hafizh al-Qurthbi, Abu Ja’far al-Qurthubi, dan masih banyak ilmuan-ilmuan lainnya.

Sumber: Madza Qaddamal Muslimuna lil ‘Alam Ishamatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insaniyah oleh Raghib as-Sirjani
Artikel KisahMuslim.com

No comments:

Post a Comment

I Love All My Followers ^_^

Entry Babab.net

hatsune_miku_cursor

Singing Hatsune Miku

snow_pink

cute_anime_girl_bottom_left

cute_anime_girl_top_right

Streampad