Pelangi, salah satu ciptaan Allah yang indah yang mana yang kehadirannya
selepas hujan memberi kita pandangan yang begitu mempesonakan.
Kali ini, dengan
penuh sukacita akan K kongsikan mengenai
kemunculan pelangi yang kita anggap penuh kemanisan itu.
Pelangi
Siapa yang tak mengenal lengkungan merah-kuning-hijau yang kerap
muncul di langit selepas hujan itu.
|
Orang Inggeris menyebutnya Rainbow.
Orang Jepun pula menamainya Niji.
Manakala orang Sepanyol mengenalnya dengan istilah Arco Iris.
Dan sementara orang Perancis memberinya nama l’Arc-en-ciel
(arc=busur; en=di;
ciel=langit).
Menurut dari kaedah atau ilmu saintifik, pelangi merupakan
lengkungan spektrum di langit yang terjadi akibat pembiasan sinar matahari oleh
titis-titisair hujan atau embun. Biasanya pelangi muncul sesudah hujan singkat
di musim panas. Dan pemunculannya pun hanya berlangsung sebentar sahaja.
Boleh dikatakan, hampir semua orang menganggap pelangi adalah
fenomena alam yang biasa. Akan tetapi, sebenarnya tidaklah demikian. Pelangi
bukan sekadar fenomena alam yang biasa.
Tahukah
Anda apa sesungguhnya pelangi itu?
Kerana sesungguhnya, pelangi adalah sebuah tanda perjanjian.
Tanda perjanjian yang diletakkan Tuhan Pencipta Semesta di langit tatkala Ia
mengatakan janjiNya kepada Nuh, yakni bahwa tidak akan ada lagi air bah yang
membinasakan isi bumi seperti halnya yang terjadi pada zaman Nuh.
Kejadiannya
begini…
Ketika Nuh berusia 600 tahun 2 bulan 17 hari, Tuhan mendatangkan
air bah untuk melenyapkan seluruh yang hidup di bumi karena Ia murka pada
perilaku manusia di zaman itu. Bumi telah penuh dengan kekerasan yang dilakukan
manusia.
Kata Tuhan
pada Nuh: “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup
segala mahluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka,”
(Kejadian
6:13).
Maka Tuhan membuka tingkap-tingkap langit, dan hujan pun
tercurah dengan lebatnya tanpa henti selama 40 hari 40 malam. Tuhan juga
membuka segala mata air samudera raya yang dahsyat. Maka naiklah permukaan air,
dan terus meninggi hingga akhirnya melampaui semua puncak-puncak gunung di
bumi. Selama 150 hari bumi dikuasai dan ditutupi oleh air bah. Musnah sudah
segala yang hidup.
Pada tahun ke-601, bulan ke-2 dan hari ke-27 atau kira-kira 4
bulan setelah 150 hari air bah menutupi bumi- barulah air benar-benar surut dan
bumi telah mengering. Nuh dan seluruh keluarganya beserta segenap binatang yang
dibawanya, yaitu masing-masing sepasang dari tiap jenisnya, keluar dari dalam
bahtera yang telah membawanya mengarungi air bah dan kembali menjejakkan kaki
di daratan.
Lalu
berfirmanlah Tuhan kepada Nuh: “BusurKu Kutaruh di
awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian
Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu kelihatan di awan, maka Aku akan
mengingat perjanjianKu yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala mahluk
yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air
bah untuk memusnahkan segala yang hidup. Jika busur itu ada di awan, maka Aku
akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjianKu yang kekal antara Allah
dan segala mahluk hidup, segala mahluk yang ada di bumi.”
(Kejadian
9:13-16).
Oleh kerana itu, biarlah hati kita dipenuhi rasa syukur setiap
kali kita melihat pelangi di langit sehabis hujan. Sebab sesungguhnya kita
tengah menyaksikan tanda perjanjian Tuhan Pencipta Semesta dengan segala mahluk
hidup di bumi. Dengan bahawasanya Ia tetap memegang janjiNya.
Dan, sebagai mahluk yang paling berkuasa di bumi, kita manusia
harus menjaga bumi ini agar jangan sampai karena perilaku buruk kita maka pada
suatu hari nanti pelangi tak muncul lagi di langit. Sehingga akibatnya,
perjanjian antara Tuhan dan bumi pun terputus, lalu air bah akan kembali datang
untuk memusnahkan bumi.
No comments:
Post a Comment